Rabu, 25 Maret 2015

PANDUAN PRAKTIS CARA MEMBUAT MESIN TETAS SEDERHANA DENGAN KONTROL PANAS OTOMATIS

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mesin tetas adalah kotak atau box mesin penetas jangan ada yang bocor atau tidak tertutup rapat. Apabila terjadi kebocoran maka suhu dalam ruang mesin penetas tidak akan tercapai karena udara panas akan keluar melalui lubang tersebut.

Bahan yang digunakan untuk membuat kotak mesin tetas sederhana ini adalah multiplek/triplek atau dapat juga menggunakan papan kayu atau bahan lain yang sesuai dengan desain pembuatan mesin tetas. Alat penetas telur ini dapat dengan mudah kita buat sendiri dengan biaya yang relatif murah.

Bahan dan Alat

Bahan untuk membuat mesin penetas telur berkapasitas 100 butir dengan sumber panas dari listrik adalah sebagai berikut:
- Multiplek / triplek 9 mm
- Engsel
- Kawat ram Ø 0.5 cm
- Seng
- Thermostaat
- Kabel listrik
- Fiting lampu
- Steker listrik
- Lampu bohlam
- Thermometer
- Baki/nampan air
- Paku triplek dan lem kayu

Sedangkan peralatan yang digunakan: gergaji kayu, gergaji besi, meteran, alat tulis, bor, obeng, tang, pahat kayu dan palu.

Cara Membuat

Potong multiplek/triplek dengan ukuran seperti pada (gambar 1) dan rangkaikan sehingga terbentuk kotak / bok dengan ukuran 60 x 30 x 30 cm.


mesin tetas 1


Buat lubang dengan ukuran 10 x 5 cm pada bagian atas kotak mesin tetas untuk ventilasi udara dan berilah penutup yang dapat dibuka dan ditutup, seperti (gambar 1).


mesin tetas tampak depan


Buat lubang pada bagian bawah kotak dengan ukuran 10 x 20 dan tutuplah dengan selembar pelat seng (gambar 1). Kegunaan pelat seng ini adalah sebagai elemen pemanas darurat jika terjadi pemadaman listrik. Jika terjadi pemadaman listrik maka taruhlah di bawah pelat seng tersebut lampu minyak.

Buat rak untuk tempat meletakkan telur di dalam mesin tetas, seperti (gambar 3). Bahan rak tempat telur dapat dibuat dari kawat lurus seperti pada gambar, dapat pula dipakai kawat ram atau Anda dapat berkreasi lain dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita, yang penting rak dapat digunakan untuk meletakkan telur di dalam ruang mesin penetas.


rak mesin tetas


BAGIAN DARI MESIN TETAS

Regulator / Thermostat


Photobucket


Gambar 7 Thermostat


Adalah alat yang berfungsi untuk mengatur temperature dalam mesin tetas secara otomatis. Apabila alat ini terkena panas maka kapsul akan mengembang sehingga akan menekan sakelar (mikroswitch) dan aliran listrik akan terputus, sebaliknya apabila suhu turun maka kapsul akan mengempis dan akan menyalakan kembali lampu pijar sebagai sumber panas. Untuk menseting thermostat agar dapat memutus dan menyambung kembali aliran listrik yang menuju ke lampu pijar tidaklah sulit, untuk mengaturnya dengan cara memajukan atau memundurkan putaran baut penyangga kapsul. Lihat Gambar 7

Cara Menseting Thermostat

Lihat Gambar 7 untuk melihat bagian-bagian dari thermostat. Misalnya kita mau menseting agar ruang mesin penetas tepat pada suhu 40o C lampu pijar padam, maka caranya adalah


  • Jika sebelum suhu 40o C lampu pijar sudah padam, maka putarlah baut penyangga kapsul thermostat kanan atau searah jarum jam (kapsul menjauhi sakelar/mikroswitch).
  • Jika suhu sudah lebih dari 40o lampu pijar baru padam, maka putarlah baut penyangga kapsul thermostat ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam (kapsul mendekati sakelar/mikroswitch).


Baki/Nampan Air

Kegunanya untuk memenuhi standar kelembaban mesin tetas. Isi air dalam baki dengan ketinggian 2-3 cm / dibawah permukaan bibir baki. Apabila akan menambah air dalam baki, gunakan air hangat supaya perubahan suhu dalam mesin tidak turun secara drastis.

Rak Telur

Berfungsi sebagai tempat telur yang akan ditetaskan, rak telur diisi sesuai dengan kapasitasnya.

Ventilasi

Diperlukan untuk kebutuhan oksigen telur tetas dalam mesin. Ventilasi haruslah dapat diatur sesuai kebutuhan. Apabila ventilasi tidak ada maka udara yang ada didalam mesin tetas akan meracuni bibit telur dan dapat menyebabkan bibit telur tersebut mati.

Thermometer

Berfungsi sebagai indikator suhu yang diperlukan oleh mesin tetas.

ALAT PENDUKUNG PENETASAN

Alat Candling / Teropong Telur
Digunakan untuk melihat apakah telur yang dimasukkan kedalam mesin penetas itu dibuahi / fertile atau tidak. Alat candling dapat dibuat dari lampu senter yang bagian depannya dibuat seperti corong dari kertas karton yang berwarna hitam. Atau dapat pula dibuat dari pipa paralon diameter 2-3 inci dipotong sepanjang 15 cm didalamnya diberi lampi pijar. Kedua sisi pipa ditutup, salah satu sisinya diberi lubang lagi selebar ukuran telur.

Untuk keperluan peralatan Thermostat dan Thermometer, kami menyediakan paket pembuatan mesin tetas sederhana semi otomatis. Silahkan lihat DISINI

Jika ada yang belum jelas mengenai pembuatan mesin tetas sederhana ini silahkan tulis pertanyaan di kolom komentar dibawah ini.

Semoga bermanfaat...

Tags :

http://www.pesonaunggas.com

Laporan Praktikum Refraktometer & Hardnes




A.       Judul Percobaan
Refraktometer & Hardnes
B.    Tujuan Percobaan
ü Untuk mengukur indeks bias suatu senyawa
ü Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan hardness  terhadap suatu material dengan metoda pengujian kekerasan Brinell

C.    Landasan Teori
a.    Refraktometer
 Secara garis besar pekerjaan analisis kimia dapat digolongkan dalam dua kategori besar yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Melalui analisis kualitatif dan kuantutatif kita dapat mendeteksi dan mengidentifikasi jenis dan jumlah dari komponen penyususn bahan yang dianalisis atau lebih dikenal sebagai analit. Perkembangan instrument sebagai hasil perkembangan teknologi, memungkinkan kita melakukan analisi dalam berbagai bentuk komposisi analit.

Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif menghasilkan data kualitatif, seperti terbentuknya endapan, warna gas, maupun data non numeric lainnya. Refraktometer yaitu alat yang bekerja berdasarkan pembiasan sinar, dipakai untuk menentukan indeks bias cairan (Godman,1991:452).

Indeks bias adalah ukuran kemampuan suatu medium untuk membiaskan cahaya. Indeks bias suatu medium sama dengan kecepatan rambat cahaya di ruang hampa dibagi dengan kecepatan rambat cahaya di dalam medium tersebut. Juga diukur dengan indeks bias = (sinus sudut dating).






b.    Hardnes
       Kekerasan suatu bahan adalah kemampuan sebuah material untuk menerima bebantanpa mengalami deformasi plastis yaitu tahan terhadap identasi, tahan terhadap penggoresan, tahan terhadap aus, tahan terhadap pengikisan (abrasi). Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik yang paling penting, karena kekerasan dapat digunakanuntuk mengetahui sifat-sifat mekanik yang lain, yaitu strenght (kekuatan.

D.    Alat dan Bahan
1.    Alat
ü Refraktometer
ü Hardnes
ü Pisau

2.    Bahan
ü Tomat Merah ( Suhu Ruang dan Suhu Rendah )
ü Tomat peralihan ( Suhu Ruang dan Suhu Renda )
ü Tissue

E.    Prosedur Kerja
a.    Refraktometer
1.         Tomat dibelah dua (2) untuk mengambil sapel air dengan cara diperas.
2.         Meneteskan minuman yang akan diperiksa indeks biasnya pada permukaan prisma refraktometer.
3.         Menutup dan membiarkan berkas cahaya memasuki, melewati larutan perasan air tomat  dan pengatur prisma agar cahaya pada layar dalam alat tersebut menjadi dua warna dengan batas yang jelas.
4.         Menggeser tanda batas tersebut dengan memutar knop pengatur, sehingga memotong titik perpotongan dua garis diagonal yang saling berpotonga yang terlihat pada layar
5.         Mengamati dan membaca skala indeks bias yang ditunjukkan oleh jarum layar skala.
6.          Layar hasil warna yang telah diatur sedemikian sehingga memberikan dua warna yang mempunyai warna yang jelas dan tegas.
7.         Mengontrol ketelitian temperatur

b.    Hardnes
1.         Tomat yang masih utuh di uji kekerasan dengan menggunakan hardnes dengan cara menekan pada bagian luar tomat.
2.         Tomat yang telah dibelah dua (2) diuji kekerasan menggunakan hardnes dengan menekan pada bagian tengah tomat.
3.      Mengamati dan membaca skala yang ditunjukkan oleh jarum layar skala.


F.    Hasil Pengamatan

No
PENGGUNAAN ALAT
SUHU
TINGKAT KEMATANGAN
TOMAT PERALIHAN
TOMAT MERAH
1
Hardnes
Suhu Ruang
UTUH
3,14 Kg
SEBELAH
2,15 Kg
UTUH
1,35 Kg
SEBELAH
0,5 Kg
Suhu Rendah
3,15 Kg
1,00 Kg
2,18 Kg
1,17 Kg
2
Refraktometer
Suhu Ruang
UTUH
2,9 Briks
33 CELCIUS
3,91 Briks
UTUH
3,9 Briks
33 CELCIUS
4,91 Briks
Suhu Rendah
3,5 Briks
4,51 Briks
3,0 Briks
4,01 Briks


G.     Analisi Data
a.    Refraktometer
Nilai ketetapan refraktometer pada suhu 33 oC = 1,01
Indeks bias dari masing-masing larutan :

1.      Tomat Peralihan
ü Suhu Ruang          = 2,9 Briks + 1,01       = 3,91 Briks
ü Suhu Rendah        = 3,5 Briks + 1,01       = 4,51 Briks
2.      Tomat Merah           
ü Suhu Ruang          = 3,9 Briks + 1,01       = 4,91 Briks
ü Suhu Rendah        = 3,0 Briks + 1,01       = 4,01 Briks




b.    Hardnes
skala yang ditunjukkan oleh jarum layar skala :
1.      Tomat Peralihan      
ü Suhu Ruang
§   Utuh               = 3,14 Kg
§   Sebelah          = 2,15 Kg
ü Suhu Rendah       
§   Utuh               = 3,15 Kg
§   Sebelah          = 1,00 Kg
2.      Tomat Merah
ü Suhu Ruang         
§   Utuh               = 1,35 Kg
§   Sebelah          = 0,5 Kg
ü Suhu Rendah
§   Utuh               = 2,18 Kg
§   Sebelah          = 1,17 Kg
Keterangan
1.      Tomat Peralihan
2.      Tomat Merah

H.   Pembahasan
a.                                             Refraktometer
       Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Tujuan percobaan yaitu mengetahui cara menggunakan alat dan menghitung indeks bias. Dari percobaan data yang diperoleh untuk tomat peralihan  skala yang ditunjukkan yaitu = 3,91 Briks untuk tomat peralihan pada suhu ruang, = 4,51 Briks untuk tomat peralihan pada suhu rendah, dan untuk tomat merah skala yang ditunjukkan yaitu =4,91 Briks untuk tomat merah pada suhu ruang, = 4,01 Briks untuk tomat merah pada suhu rendah. Pada tabel juga dituliskan kadar gula senyawa sebanding atau berbanding lurus dengan nilai indeks biasnya.


b.    Hardnes
       Hardnes adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeraan suatu material yang ingin di uji titik kekerasannya, dengan mengunakan teknik penekadan terhadap suatu material percobaan. Tujuan percobaan untuk mengetahui cara penggunaan alat dan mengetahui titik kekerasan suatu material, dari percobaan data yang diperoleh untuk tomat peralihan skala yang ditujukkan yaitu = 3,14 Kg masih utuh pada suhu ruang, = 2,15 Kg sebelah pada suhu ruang, = 3,15 Kg masih utuh pada suhu rendah, = 1,00 Kg sebelah pada suhu rendah, dan pada tomat merah diperoleh skala yaitu = 1,35 Kg masih utuh pada suhu ruang, = 0,5 Kg sebelah pada suhu ruang, = 2,18 Kg masih utuh pada suhu rendah, = 1,17 Kg sebelah pada suhu rendah. Pada

I.     Kesimpulan
a.         Refraktometer
ü  Besar indeks bias pada tomat peralihan dan tomat merah  yaitu tomat peralihan pada suhu ruang (3,91 Briks), pada suhu rendah  (4,51 Briks), dan pada tomat merah pada suhu ruang (4,91 Briks), pada suhu rendah (3,01 Briks).

ü  Kadar gula dalam kemasan sebanding dengan besar indeks bias senyawa tersebut.

b.    Hardnes
ü  titik kekerasan pada masing- masing material memiliki tingkat kekeran tersendiri (berfariasi) yaitu pada tomat peralihan masih utuh (3,14) pada suhu ruang, (3,15) pada suhu rendah, pada tomat peralihan sebelah 2,15) pada suhu ruang, (1,00) pada suhu rendah, dan pada tomat merah masih utuh (1,35) pada suhu ruang, (2,18) pada suhu rendah, pada tomat merah sebelah (0,5) pada suhu ruang, dan (1,17) pada suhu rendah.



DAFTAR PUSTAKA

·           Suherman, Ir Wahid, 1987, Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin, Surabaya.

·           Bandriyana, B dan Tutun Nugraha.2003.Teknologi Nitridasi Plasma Untuk 
Bahan Pengerasan Permukaan Bahan Komponen Industri. Yogyakarta: PTBN-BATAN.

·           Febriantoko, Bambang Waluyo.2008. Studi Variasi Suhu terhadap Kuat
Mekanik Sambungan antara Baja dengan Tembaga pada Proses Furnace Brazing. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

·           Nugroho, Agung dwi. 2006. Efek Holding Time Temperatur Sinter dan Tekan 
 Kompaksi Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Permukaan Baja ST-40   Berbentuk Slinder dengan Proses Surface Hardening Mamfaatkan Serbuk
Alumunium. Semarang: Universitas Diponegoro

·           Pratama, Damar Dwiyadi.2011. Difussion In Solid. Cilegon: Universitas Sultan 
Ageng Tirtayasa.

·           Sukma, Jonika Asmarani.2008. Laporan Praktikum Sturktur dan Sifat 
 Material. Semarang: Universitas Diponegoro.

·           Suryo, Sumar Hadi.2010. Laju Korosi dan Kekerasan Pipa Baja API 5L X65 
    Setelah Normalizing. Semarang: Universitas Diponegoro.