
Penuntun
Praktikum
DAYA DI BIDANG PERTANIAN
Di
susun oleh :
Muhammad yani

JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA
ACEH
2012
Praktikum I
Pengenalan Silinder Pembakaran dan
Proses Pembakaran
pada Motor Bakar Bensin
Mesin bensin
atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran
dalam yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan
bahan bakar bensin atau yang sejenis
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan
bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk
proses pembakaran, pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam
ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar
disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi untuk bercampur
dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara, jumlah
bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar
tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar
dicampur sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern
mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk
mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan.
Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan
penambahan sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto
terjadi diluar silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar
seproporsional mungkin. Hal ini dsebut EFI
Mesin
bensin sering digunakan dalam :
·
Mesin
untuk pemotong rumput
·
Mesin
untuk speedboat dan sebagainya.
Tipe-tipe
mesin bensin berdasarkan siklus proses pembakaran adalah :
·
Mesin
wankel (rotary
engine/wankel engine). memerlukan satu putaran penuh rotor dalam satu siklus
pembakaran.
Tiga
syarat utama supaya mesin bensin dapat berkerja :
1. Kompresi ruang bakar yang cukup.
2. Komposisi campuran udara dan bahan
bakar yang sesuai.
3. Pengapian yang tepat (besar percikan
busi dan waktu penyalaan/timing ignition).
Sistem-sistem
dalam mesin bensin mencakup :
Tujuan Praktikum
Mengenal dan mengetahui bagaimana
proses pembakaran dalam silinder motor bakar bensin
Alat dan bahan
-
Dapur
pacu Motor bakar bensin
Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
3
4
5
Praktikum II
Pengenalan Silinder Pembakaran dan
Proses Pembakaran
pada Motor Bakar Diesel
Mesin diesel
adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu
kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh
alat berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf
Diesel, yang
menerima paten pada 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin
untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu
bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang
(lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti
dinyatakan oleh Hukum
Charles), mesin
diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi
dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat
sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead
Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya
bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini
menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar
mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di
atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan
penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan
ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung
(indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran
mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga
linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan
gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear
tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Untuk
meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :
·
Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara
yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin
pada turbo/supercharger.
·
Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan
masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga
sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang
bakar bisa lebih banyak.
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi
dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder
untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan
pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk
menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin
beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan
mesin.
Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental
dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin atau
gel. Ini dapat memengaruhi sistem bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat
penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah
untuk memanaskan penyaring bahan
bakar dan jalur
bahan bakar secara elektronik.
Tipe mesin diesel
Ada
dua kelas mesin diesel: dua-tak dan empat-tak.
Biasanya
jumlah silinder dalam kelipatan dua, meskipun berapapun jumlah silinder
dapat digunakan selama poros engkol dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran yang berlebihan. Mesin 6 segaris paling banyak diproduksi dalam
mesin tugas-medium ke tugas-berat, meskipun V8 dan 4
segaris juga
banyak diproduksi.
Mesin
diesel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi, sehingga pada mesin
disel besar perlu ditambahkan sejumlah udara yang lebih banyak. Maka digunakan
Supercharger atau turbocharger pada intake manifold, dengan tujuan memenuhi
kebutuhan udara kompresi
Keunggulan dan kelemahan dibanding dengan mesin busi-nyala
Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih
besar daripada mesin
bensin karena
konstruksi besar diperlukan supaya dapat bertahan dalam tekanan tinggi untuk
pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar tersebut penggemar
modifikasi relatif mudah dan murah untuk meningkatkan tenaga dengan penambahan turbocharger tanpa terlalu memikirkan ketahanan komponen terhadap
takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu perhitungan yang lebih cermat untuk
modifikasi peningkatan tenaga karena pada umumnya komponen di dalamnya tidak
mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.
Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin bertujuan meningkatkan
jumlah udara yang masuk dalam ruang bakar dengan demikian pada saat kompresi
akan menghasilkan tekanan yang tinggi dan pada saat penyalaan atau pembakaran
akan menghasilkan tenaga yang besar. Penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak berpengaruh
besar terhadap pemakaian bahan bakar karena bahan bakar disuntikan secara
langsung ke ruang bakar pada saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi
untuk memicu penyalaan agar terjadi proses pembakaran. Sedangkan penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin bensin sangat
memengaruhi pemakaian bahan bakar karena udara dan bahan bakar dicampur dengan
komposisi yang tepat sebelum masuk ruang bakar, baik untuk mesin bensin dengan
sistem karburator maupun sistem injeksi.
Tujuan Praktikum
Mengenal dan mengetahui bagaimana
proses pembakaran dalam silinder motor bakar diesel
Alat dan bahan
-
Dapur
pacu Motor bakar diesel
Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
3
4
5
Praktikum III
Pengenalan Sistem Penyaluran Bahan Bakar
Motor bensin merupakan jenis dari
motor bakar, motor bensin kebanyakan dipakai sebagai kendaraan bermotor yang
berdaya kecil seperti mobil, sepeda motor, dan juga untuk motor pesawat terbang.
Pada motor bensin selalu diharapkan bahan bakar dan udara itu sudah tercampur
dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Pada motor bakar sering memakai
sistem bahan bakar menggunakan karburator. Pada gambar (2.4) diterangkan skema sistem penyaluran bahan bakar.

Gambar.. Skema
sistem penyaluran bahan bakar
(Sumber :
Arismunandar, 1983)
Pompa bahan bakar menyalurkan bahan
bakar dari tangki bahan bakar ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar
yang harus tersedia didalam karburasi. Pompa ini terutama dipakai apabila letak
tangki lebih rendah daripada letak karburator. Untuk membersihkan bahan bakar
dari kotoran yang dapat mengganggu aliran atau menyumbat saluran bahan bakar,
terutama didalam karburator, digunakan saringan atau filter. Sebelum masuk
kedalam saringan, udara mengalir melalui karburator yang mengatur pemasukan,
pencampuran dan pengabutan bahan bakar ke dalam, sehingga diperoleh
perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang sesuai dengan keadaan beban
dan kecepatan poros engkol. Penyempurnaan pencampuran bahan bakar udara
tersebut berlangsung baik di dalam saluran isap maupun didalam silinder sebelum
campuran itu terbakar. Campuran itu haruslah homogen serta perbandingannya sama
untuk setiap silinder, campuran yang kaya (rich
fuel) diperlukan dalam keadaan tanpa beban dan beban penuh sedangkan
campuran yang miskin (poor fuel)
diperlukan untuk operasi normal.
Tujuan Praktikum
Mengenal dan mengetahui bagaimana
proses pembakaran dalam silinder motor bakar diesel
Alat dan bahan
-
Hand
traktor dan reaper
Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
Praktikum
IV
Sistem
Pendinginan pada Motor Bakar Internal
Kendaraaan akan mengalami panas
akibat dari pembakaran bahan bakar. Walaupun sebagian efisiensi panas itu
dimanfaatkan kembali oleh mesin. Mesin akan mengalami panas yang tinggi atau
yang disebut over heating bila panas mesin tidak dikurangi.
Sistem pendinginan dirancang untuk
menjaga efisiensi panas itu. Umumnya mesin didinginkan oleh sistem pendinginan
udara dan sistem pendinginan air. Mesin mobil kebanyakan menggunakan sistem
pendinginan air.
Sistem pendinginan air lebih rumit,
tetapi mempunyai banyak keuntungan , Karena ruang bakar diselimuti oleh air
yang berada di water jacket maka selain mendinginkan juga berfungsi sebagai
peredam bunyi. Kontruksi sistem pendinginan dilengkapi oleh water jacket,
thermostat, radiator, kipas radiator, pompa air dan komponen – komponen lain
pendukungnya. Komponen – Komponen Sistem Pendinginan dan Fungsinya:
1.
Water Jacket
Jika mesin dibelah maka akan terlihat ada ruang-ruangan
seperti saluran air yang menyelimuti ruang bakar dan komponen di sekitarnaya.
Saluran itu adalah tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin.
Thermostat
Thermostat seperti katup otomatis
yang mengatur masuk atau tidaknya air pendingin masuk ke radiator. Cara
kerjanya jika air pendingin yang berada di water jacket masih dingin maka
thermostat tidak akan membuka saluran ke radiator karena uap yang dari panasnya
tidak mempu untuk membuka katup thermostat maka air pendingin itu akan kembali
untuk bersirkulasi di dalam mesin melalui saluran by pass. Thermostat akan
membuka kira-kira ketika temperatur air pendingin antar 80 – 900C (176 –
1940F).
Radiator
Ketika Thermostat membuka karena
temperatur air pendinginnya telah panas maka air pendingin itu harus segera
didinginkan. Komponen nya adalah radiator. Bagian-bagian radiator adalah ada
reservoir (tangki cadangan), tutup radiator, radiator bagian atas,inti
radiator, dan radiator bagian bawah. Reservoir (tangki cadangan) berfungsi
sebagai tangki cadangan bila air pada radiator berlebihan. Inti tadiator
terdiri dari sirip-sirip tempat saluran air pendingin yang nantinya akan
dipercepat pendinginan nya oleh kipas radiator. Jika air pendingin telah
didinginkan oleh inti radiator dibantu dengan kipas radiator maka ai pendingin
itu akan masuk ke radiator bagian bawah yang nantinya akan masuk ke mesin untuk
bersirkulasi di dalam mesin di water jacket. Air pendingin masuk ke radiator
ataupun keluar dari radiator menuju mesin di hubungkan oleh selang radiator
yang tahan panas.
Kipas Radiator dan Pompa Air
Berfungsi untuk mempecepat proses
pendinginan air pendingin yang telah panas. Kipas radiator ada yang digerakkan
secara mekanik oleh poros engkol dan ada pula yang digerakkan oleh motor
listrik yang menempel di kipas radiator itu.Sedangkan untuk mempercepat
bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin maka pompa air lah yang
mempercepat sirkulasinya.
Cara Kerja Sistem Pendinginan
Cara Kerja Sistem Pendinginan
Air pendingin bersirkulasi di water
jacket untuk mendinginkan mesin yang panas itu. Ketika air pendingin telah
panas maka air pendingin itu akan masuk ke radiator setelah melalui thermostat
yang mengaturnya. Di radiator air pendingin yang panas itu akan didinginkan
oleh kipas radiator dan sirip-sirip radiator dan ketika proses pendinginan
telah selesai maka akan menuju kembali ke mesin untuk mendinginkan mesin. Pompa
air mempercepat proses pendinginan itu.
Tujuan Praktikum
Mengenal dan mengetahui bagaimana
proses pembakaran dalam silinder motor bakar diesel
Alat dan bahan
-
Hand
traktor dan reaper
Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
3
4
5
Praktikum V
Sistem Pelumasan Pada Motor Bakar
Internal
Viscosity (kekentalan)
Kekentalan minyak sangat penting dalam operasi Lubricating
System. Ketidak tepatan kekentalan minyak yang dipakai dapat merusakkan
bagian-bagian mesin yang dilumasi. Terlebih-lebih pada motor bakar kekentalan
tersebut harus betul-betul diperhatikan.Panas yang tinggi pada motor akan
merusakkan sifat minyak, mengencerkan minyak dan melemahkan oil film, sehingga
fungsi pelumasan menjadi buruk. Kekentalan minyak dapat diukur atau di test di
laboratorium dengan mempergunakan tester yang dikenal dengan nama “SAYBOLT
UNIVERSAL VISCOSITY”. Dari hasil tes tersebut kita mendapatkan angka kekentalan
umpamanya SAE – 30 ini berarti kekentalan minyaknya 30, angka-angka di bawah 30
(SAE 10 – SAE 20) minyaknya akan lebih encer dan sebaliknya bila angka-angka
tersebut lebih besar (SAE 40 – 50) minyaknya akan lebih kental. Dalam buku
petunjuk (service manual) dari pabrik-pabrik yang membuat peralatan telah
ditentukan minyak dengan kekentalan berapa yang harus dipakai pada
peralatannya.
Temperatur
Lubricating Oil (suhu minyak pelumas)
Seperti
telah diterangkan bahwa panas yang berlebihan pada minyak pelumas dapat
merusakkan sifat-sifat minyak itu sendiri : minyak menjadi encer, daya tahan
oil film menjadi lemah, fungsi pelumasan memburuk yang akhirnya dapat
merusakkan seluruh peralatannya. Untuk menjaga hal tersebut kita harus selalu
memperhatikan petunjuk panas minyak (oil temperature gauge) apakah panasnya
minyak dalam system tersebut berada selalu dalam batas-batas operating
temperature yang telah ditentukan ialah antara 2500F – 2350F, Jika pada suatu
waktu kedapatan ada gejala kenaikan yang terus menerus lekas-lekas hal tersebut
dicari penyebabnya atau laporkan segera kebagian yangbiasa menanganinya (atasan
saudara/ke bagian maintenance).
Pressure
Lubricating Oil (tekanan minyak pelumas)
Pelumasan-pelumasan
yang mempergunakan system pressure, tekanan minyak memegang peranan penting
dalam operasi pelumasan tersebut. Tekanan (press) minyak telah ditentukan
antara 40 – 65 PSI (untuk motor bakar). Tekanan minyak yang kurang dari
operating pressure (kurang dari 40 – PSI) dapat merusakkan system pelumasan,
yaitu minyak pelumas akan menjadi kurang pembagiannya ditempat-tempat bagian
mesin yang dilumasi, oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan oil
pressure gauge pada waktu motor-motor atau peralatan tersebut beroperasi.
Fungsi
Minyak Pelumas
1.
Membentuk lapisan (oil film),
2.
Mencegah kontak langsung permukaan logam satu dengan
yang lainnya.
3.
Mengurangi gesekan, mencegah keausan dan panas.
4.
Mendinginkan bagian-bagian mesin.
5.
Oli berfungsi sebagai perapat (seal) antara torak dan
dinding silinder.
6.
Oli mengeluarkan kotoran dari bagian mesin.
7.
Melindungi bagian-bagian mesin dari karat.
cara
pemeriksaan minyak pelumas
1. Tempatkan kendaraan ditempat yang
rata
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/
panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi
dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan
bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur
kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada
level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak)
dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin
perubahan
warna minyak mesin
no
|
Warna
|
Indikasi
|
1
|
Merah
|
Minyak
bercampur dengan bensin
|
2
|
Kelabu
|
Bercampur
dengan serbuk bantalan
|
3
|
Susu
|
Bercampur
dengan air
|
4
|
Coklat
|
Bercampur
dengan karbon
|
Mengurangi gesekan (friction)
Untuk
tujuan ini lubricating sistem (sistem pelumasan) menyediakan (terus-menerus)
lapisan-lapisan minyak (oil film) antara kedua logam bagian mesin yang
bergesek, sehingga kedua logam tersebut tidak langsung bersentuhan dalam
gerakan-gerakannya.
Mendinginkan
Panas yang dapat ditimbulkan oleh logam bagian mesin yang bergesek dapat diserap oleh minyak yang melumasi bagian-bagian tersebut
Panas yang dapat ditimbulkan oleh logam bagian mesin yang bergesek dapat diserap oleh minyak yang melumasi bagian-bagian tersebut
Membersihkan
Kotoran-kotoran yang menempel pada logam bagian mesin yang dilumasi dapat terbawa dan ada yang larut dalam minyak pelumas
Kotoran-kotoran yang menempel pada logam bagian mesin yang dilumasi dapat terbawa dan ada yang larut dalam minyak pelumas
Melicinkan
Bagian-bagian yang dalam gerak-gerakannya bergesek satu sama lain. Jalannya dapat diperlancar oleh karena sifat minyak pelumas yang punya daya pelicin.
Bagian-bagian yang dalam gerak-gerakannya bergesek satu sama lain. Jalannya dapat diperlancar oleh karena sifat minyak pelumas yang punya daya pelicin.
System
Pelumasan
Pada
umumnya ada tiga cara system pelumasan.
-
Cara tekanan (Pressure System)
-
Cara Percikan (Splash System)
-
Cara Kucuran/tetesan (Gravity System)
Pressure
System
Pada
sistem ini pelumasan dijalankan dengan tekanan dari pompa minyak. Minyak
pelumas dipompakan dan di sirculasikan kebagain-bagian mesin yang memerlukan
pelumasan. Pressure System ini banyak dipakai pada motor-motor bakar dan
peralatan-peralatan lainnya yang berukuran sedang dan besar (pompa-pompa,
compressor, motor-motor diesel dan lain-lain)
Gambar berikut memperlihatkan sirkulasi minyak dari pelumasan sistem tekanan (pressure system) pada sebuah motor bakar.
Gambar berikut memperlihatkan sirkulasi minyak dari pelumasan sistem tekanan (pressure system) pada sebuah motor bakar.
Minyak
dipompakan keseluruh bagian mesin yang memerlukan pelumasan (bearing crank
shaft, connecting road, roker Arm, valve mechanism dan lain-lain).
Setelah
itu minyak kembali lagi ke oil pan dan dipompakan lagi, begitulah seterusnya
sirkulasi minyak pada pelumasan tersebut. Pada gambar terlihat bahwa minyak
yang di sirkulasikan oleh pompa sebelum dialirkan ke bagian-bagian mesin yang
memerlukan pelumasan lebih dahulu melewati oil filter untuk dibersihkan dan
melewati oil cooler untuk didinginkan.
Hal ini dilakukan untuk :
Hal ini dilakukan untuk :
-
Menjaga ketahan fungsi pelumasan minyak
-
Minyak tetap bersih
-
Panasnya selalu berada pada operating temperatur.
Lubricating
Oil
Kwalitas
Lubricating Oil (mutu minyak pelumas) Lubricating oil (minyak pelumas) untuk
bermacam-macam keperluan dibuat dipabrik-pabrik lubricating oil dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan oleh suatu lembaga yang khusus menangani
hal tersebut.
Persyaratan-persyaratan
tersebut antrara lain :
a. Minyak pelumas harus dibuat dari
bahan dasar minyak bumi (oil of petroleum base)
b. Tidak mengandung asam (acids) uap
air (moisture) dan bahan-bahan lainnya yang dapat merusakan bagian-bagian mesin yang dilumasi
c. Harus punya angka-angka kekentalan,
titik cair, titik didih, titik bakar dan berat jenis yang telah ditentukan (di
standarkan) Selain persyaratan tersebut di atas, hal-hal di bawah ini
menentukan juga kwalitas (mutu) minyak pelumas
d. Minyak pelumas harus punya daya alir
dan daya lekat yang baik
e. Harus punya daya tahan kekentalan
yang baik pada maximum operating temperatur + 2350F.
Dalam praktek pemakaiannya kwalitas
minyak pelumas dapat dilihat pada :
a. Dapat memperpanjang waktu service.
Pada waktu service minyaknya masih dalam keadaan baik, menurut pemeriksaan
laboratorium.
b. Waktu overhaul dapat dicapai dengan
tepat, tidak banyak kerusakan sebelum waktu overhaul.
Kwantitas
Lubricating Oil (jumlah minyak pelumas)
Banyaknya
minyak pelumas yang dipakai pada lubricating system harus selalu cukup sesuai
dengan buku petunjuk dari masing-masing pabrik yang membuat peralatan-peralatan
tersebut.
Untuk mengetahui cukup atau tidaknya minyak yang dipakai system tersebut dilengkapi dengan gelas-gelas penduga (indicator) dan tangkai pengukur (dipstick) dimana pada gelas penduga dan tangkai pengukur tersebut dibubuhkan bacaan yang menunjukkan : penuh/cukup (full) dan kurang/tambah (add).
Untuk mengetahui cukup atau tidaknya minyak yang dipakai system tersebut dilengkapi dengan gelas-gelas penduga (indicator) dan tangkai pengukur (dipstick) dimana pada gelas penduga dan tangkai pengukur tersebut dibubuhkan bacaan yang menunjukkan : penuh/cukup (full) dan kurang/tambah (add).
Dengan
pedoman tersebut kita dapat memelihara banyaknya minyak yang diperlukan pada
lubricating system selama operasi.
Tujuan Praktikum
Mengamati System pada motor-motor bakar dan
peralatan-peralatan lainnya ( pompa-pompa, compressor-compressor,
tractor-tractor dan lain-lain) ialah untuk memelihara ketahana logam
bagian-bagian mesin yang selalu bergesek atau bersentuhan satu sama lain dalam
gerakan-gerakannya, dengan adanya pelumasan, logam-logam bagian mesin tersebut
dapat bertahan lama dalam pemakaiannya/tidak lekas rusak/aus.
Alat dan bahan
-
Pelumasan
SAE 40, SAE 12-50w, SAE 90 dan SAE 120
Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
3
Praktikum
VI
Sistem
Penyaluran Daya
Final drive pada
sepeda motor sebagai bagian terpisah dari transmisi/persnelling, terkecuali
scooter dengan transmisi CVT. Final drive dapat dilakukan dengan menggunakan
rantai dan gigi sproket, sabuk dan puli, atau sistem poros penggerak. Jenis
rantai dan sproket adalah jenis yang paling umum digunakan pada sepeda motor.
Final drive jenis poros penggerak (drive shaft) biasanya digunakan untuk sepeda
motor model touring. Jenis ini cukup kuat, lebih terjaga kebersihannya dan
perawatan rutinnya hanya saat penggantian oli. Namun demikian final drive jenis
ini cukup berat dan biaya pembuatannya mahal. Sedangkan final drive jenis sabuk
dan puli hanya dipakai pada beberapa sepeda motor saja, khususnya generasi awal
sepeda motor, dimana power atau tenaga yang dihasilkan masih banyak yang
rendah, sehingga penggunaan jenis sabuk dan puli masih efektif.

V-Belt
Sabuk karet berbentuk [V] digunakan pada kendaraan bertransmisi otomatis
Sabuk karet berbentuk [V] digunakan pada kendaraan bertransmisi otomatis

Rantai
jenis konvensional & V-belt banyak digunakan pada mesin bertransmisi
manual/semi otomatis, terutama pada kendaraan roda 2 dan roda 3. Banyak macam
rantai dari sisi kwalitas, corak, ukuran dan jenisnya
Praktikum
VII
Pengenalan
Sistem Pengapian (Ignition System) pada Mesin Bensin
Dalam sistem pengapian mesin multi silinder
konvensional dikenal komponen Distributor sebagai pembagi tegangan sekunder coil pengapian yang
selanjutnya
disalurkan ke busi pada
silinder yang membutuhkan. Sebagai satu unit kerja, komponen Distributor ini memiliki bagian-bagian umum yang secara garis
besar meliputi contact
point atau platina dan kapacitor atau kondensor (pada
sistem Kettering), hall IC atau magnetic pick-up atau optical sensor (sistem TCI),
modul igniter (model internal, TCI), coil pengapian (model interna TCI),
mechanical advancer, vacuum advancer, Distributor shaft, bearing atau ushing, distributor housing, o-ring atau oil seal, Distributor cap, Distributor rotor dan
brake, sebagaimana Gambar 1.1.

Gambar 1.1.
Distributor Konvensional.
Komponen-komponen
diatas secara individu maupun sebagai sistem
ternyata
memiliki banyak
permasalahan diantaranya :
1.
Terjadinya kerusakan permanen pada platina dan capasitor akibat dialiri arus
yang cukup besar yang
digunakan untuk mensuplai arus ke kabel primer coil. Kondisi ini menyebabkan platina
dan
kapasitor harus diganti pada
periode
tertentu.
2.
Terjadinya keausan pada komponen bergerak (moving parts) seperti
mechanical advancer, Distributor shaft dan
bearing atau bushing.
Salah satunya disebabkan
terjadinya kemacetan hingga terjadi kehilangan
daya.
Gangguan ini secara langsung mempengaruhi sistem pengapian. Distributor
shaft yang berputar tidak rata
akibat kerusakan bearing atau bushing-nya mengakibatkan timing pengapian tidak stabil, sehingga mesin tidak dapat digunakan dengan baik (idle). Mechanical advancer yang tidak berfungsi baik
akan
mengakibatkan timing pengapian tidak
dapat
maju seiring dengan
naiknya putaran
mesin sehingga proses
pembakaran
tidak sempurna.
3.
Terjadinya kerusakan pada komponen vacuum advancer maupun komponen terkait yang akan mengakibatkan melemahnya akselerasi mesin.
4.
Kerusakan terjadi pada o-ring atau oil seal yang disebabkan karena seringnya
menerima beban panas, tekanan dan exposure yang terus menerus dari oli, hingga kehilangan daya perapatnya pada gilirannya pelumas
bocor.
5.
Terjadinya keausan pada carbon
electrode sehingga menimbulkan gangguan pada distributor cap yang
mengakibatkan gangguan pada pengapian atau
misfiring.
6.
Pengapian sistem Distributor melibatkan pemakaian kabel busi untuk
menyalurkan dan membagi tegangan sekunder coil pengapian ke
silinder yang
memerlukan. Adanya kabel busi
juga memiliki potensial masalahnya sendiri.
7.
Pada sistem
pengapian distributor,
tegangan sekunder dari
coil pengapian tidak dapat tersalur langsung ke busi melainkan harus melewati rotor, cap antara rotor dan elektroda karbon pada
Distributor cap dan juga kabel busi dengan nilai resistensi yang tinggi (dalam satuan Kilo Ohm). Rute perjalanan yang panjang ini tentu saja mengakibatkan berkurangnya daya pengapian itu sendiri setelah
sampai ke tujuannya.
Untuk mengatasi permasalahan
diatas, beberapa produsen
kendaraan telah mengeluarkan produknya
diantaranya Mitsubishi Eterna
DOHC ECI Multi (1990), Suzuki Baleno (1997), Daihatsu Taruna EFI (2000) dan Hyundai Atoz
(2005) telah merancang sistem pengapian kendaraan yang meniadakan komponen
Distributor
(distributorless) atau dikenal dengan direct ignition. Sistem Distributorless yang dikembangkan oleh kendaraan diatas menggunakan sistem Distributorless Dual Ignition System (Waste Spark) dengan power ignitor analog dan kemudian dikoreksi
timing pengapiannya dengan
sistem digital yang ada didalam Electronic Control Module
(ECM). Dalam disain
dual
ignition, pengapian secara bersamaan diterapkan pada dua silinder yang
berpasangan (keduanya pada posisi TDC) dimana satu silinder pada posisi yang
membutuhkan dan silinder pasangannya pada posisi tidak membutuhkan. Oleh karena
pengapian dibuang
pada satu silinder yang
tidak membutuhkan, maka sistem ini dikenal juga dengan istilah waste spark ignition. Untuk mesin yang menggunakan bahan bakar bensin empat silinder dengan (firing order) 1-3-4-2, terdapat dua pasang silinder, yaitu 1-4 dan 2-3. Oleh karenanya diperlukan dua coil pengapian untuk melayani
dua pasang silinder tersebut, seperti terlihat pada gambar berikut
ini :

Gambar 1.2. Distributorless Dual Spark Ignition.
Sementara tipe dual
ignition yang murni analog baik sensor maupun timing device-nya tanpa ada koreksi
oleh sistem digital telah banyak dikembangkan sebagai komponen alternative atau aftermarket sebagai upgrade
Gambar di bawah
adalah salah satu sistem pengapian pada mobil dan merupakan pengapian
konvensional yang menggunakan distributor untuk mendistribusikan tegangan
tinggi dari koil menuju ke masing-masing busi.

Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
3
4
5
Praktikum
VIII
Pengenalan sistem penghubung
dan pemutus putaran motor
dari
poros engkol ke transmisi
Dewasa ini
terdapat berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida,
koping sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan
oleh kendaraan bermotor adalah jenis koping gesek tipe plat dan kopling gesek
tipe kerucut, dimana untuk kopling tipe plat ini bisa berupa kopling plat basah
dan kopling plat kering. Kopling plat basah adalah kopling yang plat-platnya
direndam dengan minyak pelumas. Kebanyakan kopling jenis ini digunakan oleh
sepeda motor. Sedangkan jenis kopling plat kering adalah jenis kopling yang
plat-platnya tidak direndam oleh minyak pelumas. Umumnya digunakan pada mobil
dan sepeda motor tua buatan Eropa. kelebihan dari kopling plat basah adalah
tidak cepat aus, karena dilumasi oleh oli. Kekurangannya, hambatan geseknya
kurang sehingga tidak bisa memindahkan tenaga seefektif kopling kering. Apalagi
bila di tambahakan bahan aditif pelicin, kopling bisa slip. Kopling kering
cepat aus karena tidak terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin ke roda
gigi lebih baik
Kopling terdiri atas dua bagian
utama:
a.
Rumah
kopling (Clutch outer drum) yang ikut bérputar dengan poros engkol digerekkan
oleh roda gigi pada ujung poros engkol)
b.
Pusat
kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling
Pada umunya, bagian utama kopling
terdiri atas 3 macam, yaitu unit kopling, tutup kopling, dan unit pembebas.
Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan, dan pegas kopling. Tutup
kopling diikat oleh roda gila, sedangkan didalamnya dipasangkan pada roda poros
persneling dan ditempatkan diantara roda gila dan plat tekan
Fungsi
Kopling
Kopling
(clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi. Kopling yaitu
peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol (kruk as) dengan
poros roda gigi transmisi (counter scraft)
Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan
Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan
Dalam
keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi
menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan, karena saat pedal ditekan
maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong
release bearing. Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong pegas
diaprahgma dan preaseure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel.
Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah
yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi
Cara
Kerja
Fly
wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari Crank Saft
(kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi satu-satunya
perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga ini akan
diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur kapan tenaga
mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini dilakukan
oleh kaki kita saat menginjak atau melepas sistem kopling. Kopling adalah alat
yang memenuhi persyaratan:
a. Dapat meneruskan putaran poros
engkol ke transmisi (persneling)
b. Dapat melepaskan hubungan antara
poros engkol mesin dengan transmisi
c. Dapat meneruskan perputaran poros
engkol mesin ke transmisi secara halus, merata tanpa hentakan
Menurut sistem cara penggunaannya
dibagi menjadi:
Kopling
Manual
Kopling
yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri.
Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang akan
diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas
kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol
menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang
Kopling
Otomatis
Disebut
juga kopling ganda. Kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang
menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu
sendiri. Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan
menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang, hal ini berbeda dengan
susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana antara pelat
dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat
kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum
terhubung menuju transmisi dan roda belakang.
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling, hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling, hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang
Prinsip
Kerja Kopling
kopling
primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder
berfungsi untuk melayani pengoperan gigi
Kopling
Primer terletak pada poros engkol yang terdiri dari:
1. Outer clutch berputar bebas pada
poros engkol
2. Inner clutch berputar mcngikuti
putaran poros engkol
3. Drive plate (bandul) berupa kanvas
yang terletak pada inner club, yang berfungsi sebagai pcnghubung putaran dari
Inner Club ke Outer Clutch
4. Drive gear sebagai penghubung cuter
clutch dengan kopling sekunder
Cara kerja kopling primer Pada saat
mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul)
belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi
baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start
jalan
belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi
baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start
jalan
Kopling
Mekanik
Cara kerja kopling mekanik ialah apabila mesin dihidupkan
dan perseneling masuk, sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling
bekerja menghubungkan putaran mesin sampai ke poros primer persneling. putaran
poros engkol diteruskan oleh roda gigi primer poros engkol ke roda gigi primer
kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut berputar. Karena kanvas
kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan pegas-pegasnya,
maka putaran kanvas diteruskan ke pelat-pelat tersebut, selanjutnya putaran ini
diteruskan ke poros primer persneling.Apabila pada saat mesin hidup dan persnelmg
masuk, handel kopling ditarik maka tali kopling menarik tuas dan tuas mendorong
pen pendorong. Pen pendorong menekan tutup pegas sehingga pelat dasar mundur,
dengan demikian pelat-pelat penjepit kanvas kopling merenggang, yang berarti
pula putaran mesin hanya sampai ke kanvas kopling saja, hal inilah yang disebut
kopling memutus hubungan
Pada saat kendaraan sedang berjalan proses pemindahan gigi
adalah sebagai berikut:
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat. Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan selanjutnya akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan oleh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi terputus
Sewaktu pedal persneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kam pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta akan berpindah tempat. Hal ini akan menyebabkan kam pengangkat terdorong dan selanjutnya akan mendorong kopling luar (outer cluth), akibat terdorong outer cluth maka posisi pelat kopling yang sedang ditekan oleh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat dan kanvas kopling kembali merenggang sehingga pengoperan gigi dengan mudah dapat dilakukan, karena akibat merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi terputus
Kopling
Otomatis
Kopling
otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh tinggi atau rendahnya
putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik, maka kopling
otomatis juga ada yang berkedudukan pada poros engkol dan ada juga yang
berkedudukan pada poros primer persneling. Mengenai mekanisme atau peralatan
koplingnya tidak berbeda dengan peralatan yang terdapat pada kopling mekanik,
hanya tidak terdapat perlengkapan handel dan sebagai penggantinya pada kopling
atomatis ini terdapat alat khusus yang bekerja secara otomatis pula, yakni:
1. Otomatis kopling, yang terdapat pada
kopling tengah, untuk kopling yang berkedudukan pada pores engkol
2. Rol pemberat yang berguna untuk
menekan pelat dasar waktu digas
3. Pegas kopling yang lemah, berguna
pada waktu mesin hidup lambat,koplingnya dapat netral,
4. Pegas pengembali untuk mengembalikan
dengan cepat dari posisi masuk ke posisi netral, bila mesin hidup dalam putaran
tinggi menjadi rendah
Kopling
Ganda
Kopling
ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan
kopling sekunder yang bekerja secara konvensional atau disebut juga garpu
kopling (shift clutch)
Bagian-bagian kopling primer adalah:
Bagian-bagian kopling primer adalah:
1. Clutch Shoe (sepatu kopling) yang
berputur mengikuti poros engkol
2. Clutch Drum (rumah kopling) yang
berhubungan dengan kopling konvensianal
Mekanisme
kerja kopling ganda, yaitu: Pada saat poros engkol putaran rendah (mesin
putaran lambat), clutch shoe (sepatu kopling) belum mengembang, karena masih
tertahan oleh pegas, dengan demikian clutch drum (silinder kopling)-pun belum
berputar, pada saat putaran mesin mulai meninggi maka sepatu kopling mulai
mengembang karena adanya gaya snritrifugal. Dengan mengembangnya sepatu kopling
maka silinder kopling akan ditekan (seperti proses rem tromol) dan berputar
Selanjutnya
akan meneruskan putarannya ke kopling sekunder dan kopling sekunder akan
melakukan prosesnya Seperti halnya kopling kanvensional yang telah dijelaskan,
kopling ganda digunakan pada sepeda motor Honda dengan tujuan untuk mengatasi
hentakan pada saat sepeda motor masuk gigi satu pada awal start.dapat
memindahkan tenaga motor ke transmisi tanpa slip. Harus dapat memutuskan
hubungan dengan sempurna dan cepat

Pengamatan
NO
|
BAGIAN
|
KEGUNAAN
|
KET
|
Tugas
1
2
Praktikum IX (Tambahan)
Perbedaan motor bensin dengan motor
diesel
Mesin yang
ditemukan oleh Rudolf Diesel (1858-1913)konsturksinya tidak berbeda jauh dengan
mesin bensin yang dikenal dengan sebutan mesin otto.beberapa bagian komponennya
punya tugas yang sama dengan mesin bensin,seperti blok slinder,poros
engkol,poros bubungan,asembli torak,dan mekanisme pengerak katupnya.perbedaan
motor diesel dan motor bensin adalah cara pemberian dan penyalaan bahan
bakarnya;perbandingan kompressi;disain komponen.
Cara pemberian Dan penyalaan Bahan bakar
Perbedaan utama
terletak pada bagaimana memulai sesuatu pembakaran dalam ruang silinder.mesin
besin mengawali pembkaran dengan disuplainya listrik tegangan tinggi,sehingga
menimbulkan percikan bunga api di antara ecelah busi untuk memulai pembakaran
gas.motor diesel memanfaatkan udara yang dikompresi untuk memulai pembakaran
bahan bakar solar.Dengan perbandingan kompresinya sangat tinggi sampai berkisar
22 : 1,akibatnya tekanan naik secara mendadak(berlansung dalam beberapa
milidetik)suhunya dapat mencapai 900-1000 derajat celcius.Suhu setinggi itu
dapat menyalakan bahan bakar solar.
Menjelang akhir
langkah kompresi,solar disemprotkan ke udara Yang sangat panas itu.Akibatnya,
bahan bakar langsung terbakar sebab titik nyala solar sendiri Cuma 4000
Celcius.karena pembakaran terjadi akibat tekanan kompresi yang sangat tinggi
tadi,maka mesi diesel di sebut juga mesin penyalaan kompresi (compression
igniton engine).Sedangkan mesin bensin di kenal dengan mesin penyalaan bunga
api (spark ignition engine).
Dalam mesin
bensin bahan bakar dan udara dicampur di luar slinder yaitu dalam karburator
dan saluran masuk (manifold).Sebaliknya mesin diesel tidak ada campuran pendahuluan
udara dan bahan bakar di luar slinder,hanya udara yang diterima ke dalam
slinder melalui saluran masuk.
Perbandingan Kompresi mesin diesel dan Bensin
Perbandingan Kompresi mesin diesel dan Bensin
Perbandingan
kompresi adalah perbandingan volume udara dalam silinder sebelum langkah
kompresi dengan volume sesudah langkah kompresi.
Perbandingan
kompresi untuk motor-motor bensin adalah berkisar 8 : 1 sedangkan perbandingan
yang umum untuk motor-motor diesel adalah 16-22 : 1.Perbandingan kompresi yang
timggi pada motor diesel menimbulakan kenaikan suhu udara cukup tinggi untuk
menyalakan bahan bakar tanpa ada letikan bunag api.Hal ini menyebabkan motor
diesel mempunyai efisiensi yang besar sebab kompresi yang tinggi menghasilkan
pemuaian yang besar dari gas-gas hasil pembakaran dalam slinder.Karena itu
tenaganya sangat kuat.
Efisiensi tinggi
yang dihasilkan pembakaran motor diesel harus diimbangi dengan kekuatan
komponen-komponennya agar dapat menahan gaya-gaya pembakaran yang sangat besar.
Disain Komponen Mesin Diesel dan Bensin
Disain Komponen Mesin Diesel dan Bensin
Sudah dikatakan
bahwa mesin diesel haruslah dibuat kokoh dan kuat untu dapat menahan gaya
pembakaran yang sangat besar.Pada umumnya bagian-bagian yang dikuatkan adalah
torak,pena torak,batang penghubung,dan poros engkol serta sejumlah bantalan
utama untuk mendukung poros engkol.
Pengenalan motor
bakar 2 langkah dan 4 langkah
Motor Bensin 2 Langkah
Motor bensin 2 langkah adalah mesin yang proses pembakarannya dilaksanakan
dalam satu kali putaran poros engkol atau dalam dua kali gerakan piston.

Gambar
2.3. Skema Gerakan Torak 2 Langkah
Pada gambar di atas
merupakan kerja pada motor 2 langkah, jika piston bergerak naik dari titik mati
bawah ke titik mati atas maka saluran bilas dan saluran buang akan tertutup.
Dalam hal ini bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dikompresikan. Sementara
itu campuran bahan bakar dan udara masuk ruang engkol, beberapa derajat sebelum
piston mencapai titik mati atas, busi akan meloncatkan api sehingga terjadi
pambakaran bahan bakar.
Prinsip kerja dari motor 2 langkah :
Langkah hisap :
-
Torak bergerak dari
TMA ke TMB.
-
Pada saat saluran
bilas masih tertutup oleh torak, didalam bak mesin terjadi kompresi terhadap
campuran bensin dengan udara.
-
Di atas torak, gas
sisa pembakaran dari hasil pembakaran sebelumnya sudah mulai terbuang keluar
saluran buang.
-
Saat saluran bilas
terbuka, campuran bensin dengan udara mengalir melalui saluran bilas terus
masuk kedalam ruang bakar.
Langkah kompresi :
-
Torak bergerak dari
TMB ke TMA.
-
Rongga bilas dan
rongga buang tertutup, terjadi langkah kompresi
dan setelah mencapai tekanan tinggi busi memercikkan bunga api listrik
untuk membakar campuran bensin dengan udara tadi.
-
Pada saat yang
bersamaan, dibawah (di dalam bak mesin) bahan bakar yang baru masuk kedalam bak
mesin melalui saluran masuk.
Langkah kerja/ekspansi :
-
Torak kembali dari
TMA ke TMB akibat tekanan besar yang terjadi pada waktu pembakaran bahan bakar
-
Saat itu torak turun sambil mengkompresi bahan
bakar baru di dalam bak mesin.
Langkah buang :
-
Menjelang torak
mencapai TMB, saluran buang terbuka dan gas sisa pembakaran mengalir terbuang
keluar.
-
Pada saat yang sama
bahan bakar baru masuk ke dalam ruang bahan bakar melalui rongga bilas.
-
Setelah mencapai
TMB kembali, torak mencapai TMB untuk mengadakan langkah sebagai pengulangan
dari yang dijelaskan di atas.
Motor bensin 4 langkah
Motor bensin empat langkah adalah motor yang setiap satu kali pembakaran
bahan bakar memerlukan 4 langkah dan 2 kali putaran poros engkol, dapat dilihat
pada (gbr.2.2).

Gambar 2.2. Skema Gerakan Torak 4 langkah
(Sumber :
Arismunandar, 2002)
Prinsip kerja motor 4 langkah dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Langkah isap :
-
Torak bergerak dari
TMA ke TMB
-
Katup masuk
terbuka, katup buang tertutup.
-
Campuran bahan
bakar dengan udara yang telah tercampur di dalam karburator masuk ke dalam
silinder melalui katup masuk.
-
Saat torak berada
di TMB katup masuk akan tertutup.
Langkah kompresi :
-
Torak bergerak dari
TMB ke TMA.
-
Katup masuk dan
katup buang kedua-duanya tertutup sehingga gas yang telah diisap tidak keluar
pada waktu ditekan oleh torak yang mengakibatkan tekanan gas akan naik.
-
Beberapa saat
sebelum torak mencapai TMA busi mengeluarkan bunga api.
-
Gas bahan bakar
yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar.
-
Akibat pembakaran
bahan bakar, tekanannya akan naik menjadi kira-kira tiga kali lipat.
Langkah kerja / ekspansi :
-
Saat ini kedua
katup masih dalam keadaan tertutup.
-
Gas terbakar dengan
tekanan yang tinggi akan mengembang kemudian menekan torak turun kebawah dari
TMA ke TMB.
-
Tenaga ini
disalurkan melalui batang penggerak, selanjutnya oleh poros engkol diubah
menjadi gerak beputar.
Langkah pembuangan :
-
Katup buang
terbuka, katup masuk tertutup.
-
torak bergerak dari
TMB ke TMA.
-
Gas sisa pembakaran
terdorong o leh torak keluar melalui katup buang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar