Jenis-Jenis Manajemen
A. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
· Kompetensi Umum
- Seleksi
- Penilaian kinerja
- Perencanaan karir
· Kompetensi Khusus
- Staffing
- Evaluasi kinerja
- Pelatihan
- Pengembangan
- Reward & recognition
B. Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
· Kompetensi umum
- ahli pemasaran internasional
- manajemen merk
- sistem informasi pemasaran
- pemasaran internet
- pemasaran relasional atau pemasaran jasa.
· Kompetensi Khusus
- Komunikasi Pemasaran
- Kebijakan Harga
- Peramalan Penjualan
- Statistika Bisnis
- Manajemen Pembelian & Penjualan
- Bisnis Eceran
- Manajemen Pemasaran,
C. Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
· Kompetensi Umum
- Memahami sistem produksi
- Memahami proses material handling
- Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
· Kompetensi Khusus
- Memahami perkembangan manajemen produksi
- Memahami penentuan lokasi pabrik
- Menyusun tata letak peralatan pabrik
- Memahami perencanaan produk
- Memahami rancang bangun proses produksi
- Memahami teknik pemeliharaan
- Memahami perencanaan kebutuhan material
D. Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
· Kompetensi Umum
- ahli pasar modal dan investasi
- manajemen risiko
- manajemen keuangan internasional
- manajemen keuangan dan perbankan syariah.
· Kompetensi Khusus
- membuat dan mengendalikan anggaran perusahaan
- menghitung pajak-pajak yang harus ditanggung perusahaan.
- munyusun dan merealisasikan manajemen keuangan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
E. Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Kompetensi Umum
1. Mempunyai kemampuan manajemen dalam bekerja kelompok Mampu membuat rencana bisnis
2. Memahami konsep Jaringan Menguasai bahasa inggris secara pasif
3. Menguasai algoritma dan bahasa pemrograman
4. Menguasai Syntax SQL
5. Menguasai Aplikasi database
6. Menguasai design grafis
7. Menguasai syntax html
8. Mampu mengembangkan wirausaha
Kompetensi Khusus
1. Mampu memahami permasalahan yg timbul dilingkungan yg akan dihadapi.
2. Mampu Menganalisis kebutuhan system
3. Mampu membuat model alternatif penyelesaian masalah
4. Mampu merancang kebutuhan system
5. Memahami konsep struktur database
6. Mampu menjembatani kebutuhan database
7. Mampu menyajikan informasi dari data yang ada
8. Mampu membangun dan memanipulasi data
9. Memahami konsep design WEB
10. Menguasai bahasa pemrograman berbasis web
11. Menguasai aplikasi web server
12. Menguasai cara dan teknik publishing web
F. Manajemen Strategi, Secara sederhana manajemen dapat di artikan sebagaiPerencanaan, Pengorganisasian, Pergerakan, Pengawasan dalam rangka pengambilan keputusan.
· Kompetensi umum
- Menciptakan persaingan tidak sempurna
Dalam persaingan sempurna semua organisasi menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas keluar masuk ke dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing dengan menciptakan persaingan tidak sempurna yaitu dengan cara memberikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek tertentu
- Berkesinambungan
Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan bukan sementara dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
- Kesesuaian dengan lingkungan internal
Keunggulan bersaing dapat diraih dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena lingkungan eksternal bisa berupa ancaman dan peluang, sehingga perubahan pasar dapat meningkatkan keunggulan atau kelemahan suatu organisasi.
- Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata
Sasaran utama keunggulan bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya
· Kompetensi khusus
Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing. Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi. ( misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc Donald’s).
G. Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi barangdan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input(dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Kompetensi Umum
- ahli manajemen proyek
- manajemen logistik dan perencanaan pengendalian kualitas.
Kompetensi Khusus
- Menyusun alur produksi dan layout tempat kerja berdasarkan pada analisis proses kinerja prosedur kerja dan trasportasi.
- Membuat layout tempat kerja
- Menyusun perbaikan lingkungan ditempat kerja
Empat Fungsi Dasar Manajemen
Perencanaan (Planning)
Parencanaan adalah proses manajemen untuk menetapkan sasaran dan tujuan organisasi dan menentukan cara terbaik untuk mencapainya. Agar proses perencanaan berhasil dengan baik, perlu dilakukan tujuh langkah proses perencanaan strategis, yakni rencana menetapkan tindakan-tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi sasaran strategis perencanaan.
Pada kebanyakan perusahaan, perencanaan strategis dalam lingkungan bisnis yang tanpa henti saat ini merupakan proses yang berlangsung dengan melibatkan tujuh langkah ini.
a. Visi adalah suatu pandangan yang realistis atas masa depan yang didasarkan atas kondisi internal perusahaan.
b. Misi adalah pernyataan dari tujuan organisasi, sasaran dasar, dan filsafat-filsafat organisasi. Suatu artikulasi yang singkat tentang mengapa organisasi ada, bagaimana memenuhi, dan prinsip-prinsip bertahan perusahaan karena mencoba menjangkau sasarannya.
c. Analisa SWOT ( streangth, weakness, opportunities, thread ) adalah analisa untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang akan dihadapi perusahaan.
d. Meramalkan ( memprediksi ) pengembangan, merupakan proses perencanaan bagaimana kita memprediksi pengembanganorganisasi kedepan.
e. Analisis Persaingan, untuk menganalisis kondisi persaingan dengan pesaing yang ada dipasar yang kita masuki.
f. Menentukan arah dan tujuan, agar setiap karyawan memiliki pegangan terhadap arah kebijakan perusahaan dan mengetahiu tujuan organisasi.
g. Mengembangkan rencana pelaksanaan, agar staf mengetahui apa dan bagaimana rencana pelaksanaan itu dilakukan.
Pengorganisasian (Organizing)
Proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas organisasi menjadi struktur yang logis dan saling berkaitan.
Pengaturan sumber daya dan aktifitas organisasi dilakukan oleh pimpinan perusahaan yang posisi jabatannyamengikuti struktur organisasi yang berbentuk piramida, yang terdiri atas manajer puncak, manajer menengah, dan manajer lini pertama.
Pengarahan (Directing)
Proses manajemen yang memandu dan memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran organisasi.
Para manajer memiliki wewenang memberi perintah dan melihat hasil pekerjaan anak buahnya. Dalam memberikan pengarahan, seorang manajer bekerja menunda dan memotivasi para karyawan agar sasaran perusahaan dapat dicapai.
Pengawasan ( Controlling )
Proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi guna memastikan bahwa perusahaan tersebut mencapai sasarannya. Indikator kinerja harus terus diukur dan disesuaikan . Dengan pengawasan dapat mengetahui bidang apa saja yang kinerjanya baik, cukup atau kurang sehingga dapat segera dilakukan tindakan perbaikan, penyesuaian ataupun pemberian insentif/ penghargaan bagi yang berkinerja baik tersebut.
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sekaligus menjadi awal dari perkembangan dunia industri, menyebabkan ilmu tentang manajemen juga mengalami perkembangan. Dalam perkembangannya ilmu menejemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran yaitu :
1. Aliran Klasik : a. Manajemen Ilmiah.
b. Teori Organisasi Klasik.
2. Aliran Hubungan Manusiawi ( Neoklasik ).
3. Aliran Manajemen Modern : a. Perilaku Organisasi.
b. Aliran Kuantitatif.
Selain jenis-jenis aliran pemikiran, pada bab tiga ini juga akan dibahas dua pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan tiga jenis aliran yang ada yaitu :
4. Pendekatan Sistem.
5. Pendekatan Kontingen ( Contingency Approach ).
1.a. Manajemen Ilmiah
Dalam aliran ini banyak tokoh yang memberikan kontribusinya dalam mengembangkan ilmu manajemen seperti, Frederick W. Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt, danHarrington Emerson.
Frederick W. Taylor ( 1856-1915 ) merupakan tokoh pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah, karena karyanya tersebut Taylor disebut sebagai “ Bapak Manajemen “. Taylor mengemukakan dua pengertian dari manajemen ilmiah, yang pertama adalah, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti yang kedua adalah, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik ( a bag of tricks ) untuk meningkatkat efisiensi kerja organisasi.
Dalam bukunya yang berjudul Scientific Management Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar untuk mengembangkan teknik-tekniknya untuk mendapatkan efisiensi dalam bekerja, keempat prinsip itu adalah :
1. Metoda Ilmiah adalah metoda yang paling baik untuk menentukan pekerjaan yang dapat dikerjakan.
2. Seleksi ilmiah untuk para karyawan, agar karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Dalam melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, Taylor juga mengembangkan teknik-teknik yang akan digunakan antara lain : studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem upah per-potong diferensial, prinsip pengecuaian, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi, dan standarisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.
Frank dan Lilian Gilbreth ( 1868-124 dan 1878-1972 ), merupakan pasangan suami-istri yang ikut berkontribusi dalam manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor dari pengembangan studi gerak dan waktu, Frank sangat tertarik untuk menemukan “ cara terbaik pengerjaan suatu tugas “ . Sedangkan Lilian dalam bukunya Phsycology of Management berpendapat bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah adalah : membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai mahluk hidup.
Henry L. Gantt ( 1861-1919 ) memberikan kontribusinya yang terbesar dalam bentuk enggunaan metoda grafik yang dikenal sebagai “ Gantt Chart “ yang digunakan untuk perencanaa, koordinasi, dan pengawasan produksi.
Harrington Emerson ( 1853-1931 ) menemukan pemborosan dan ketidak-efisiennan merupakan masalah yang terdapat di dalam sistem industri. Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal yaitu :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem indormasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar dan skedul-skeul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandardisasi.
10. Operasi yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi-rencana insentif.
1.b. Teori Organisasi Klasik
Henry Fayol ( 1841-1925 ) dalam bukunya Administration Industrielle et Generale ( Administrasi Industri dan Umum ) mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang kompleks. Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan ( Fungsionalisme Fayol) .
Selain itu Fayol juga membagi operasi-operasi perusahaan kedalam enam bagian antara lain :
1. Teknik – produksi dan manufakturing produk.
2. Komersial – pembelian bahan baku dan penjualan produk.
3. Keuangan ( finansial ) – perolehan dan pengunaan modal.
4. Keamanan – perlindungan karyawan dan kekayaan.
5. Akuntansi – pelaporan dan pencatatan biaya.
6. Manajerial.
Fayol juga menyebutkan empat belas prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:
1. Pembagian kerja.
2. Wewenang.
3. Disiplin.
4. Kesatuan perintah.
5. Meletakkan kepentingan perseorangan dibawah kepentingan umum.
6. Balas jasa.
7. Sentralisasi.
8. Rantai skalar.
9. Order.
10. Keadilan
11. Stabilitas staf organisasi.
12. Inisiatif.
13. Esprit de corps ( semangat korps ).
James D. Mooney adalah seorang eksekutif General Motor, dia mendefinisikan organisasi sebagai kelompok, dua orang atau lebih yang bergabung untuk tujuan tertentu. Selain itu Mooney juga merancang empat kaidah dasar dalam organisasi yaitu, Koordinasi, Prinsip Skalar, Prinsip Fungsional, dan Prisip Staf.
Mary Parker Follet ( 1868-1933 ) adalah seorang ahli pengetahuan sosial yang pertama kali menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintahan. Follet percaya bahwa konflik dapat dibuat kosntruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang-orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan-perbedaan diantara mereka. Follet berpendapat bahwa pola organisasi yang ideal adalah dimana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
Chaster I. Barnard ( 1886-1961 ), presiden perusahaan Bell Telephone di New Jerseydalam bukunya The Functions of the Executive memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Sedangkan fungsi utama manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Barnard juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Selain itu Barnard juga pelopor dalam penggunaan “ pendekatan sistem “” untuk pengelolaan organisasi.
2. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi ( perilaku manusia atau neoklasik ) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Hugo munsterberg ( 1863-1916 ) adalah pencetus psikologi industri, Hugo sering disebut “ Bapak Psikologi Industri ”. dalam bukunya Physchology and Industrial Efficiency, dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara yaitu :
1. Penemuan best possible person.
2. Penciptaan best possible work.
3. Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.
Sebagai tambahan Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Elton Mayo ( 1880-1949 ), dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson mengadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam berbagai macam situasi kerja di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Mereka membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Ketika kondisi penerangan dinaikkan, produktivitas juga naik. Ketika kondisi penerangan diturunkan hanya sebatas sinar matahari, ternyata produktivitasnya tetap naik.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa pada percobaan pertama produktivitas tetap meningkat, Mayo, Fritz, dan Dickson melakukan percobaan kembali, mereka menempatkan dua kelompok yang berbeda di dua ruangan yang berbeda kondisinya. Dalam percobaan ini, Mayo merubah variabel-variabel di kedua ruangan tersebut, seperti upah dinaikkan, hari kerja, eriode istirahat dan jam makan siang, sekali lagi keluaran di kedua ruangan ternyata sama-sama meningkat. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang komplek telah memengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi antara anggota kelompok dengat pengawas lebih penting dalam menetukan produktivitas daripada perubahan kondisi kerja diatas.
3. Aliran Manajemen Modern
Dalam perkembangan aliran manajemen modern ada dua jalur yang berbeda yaitu, jalur pengembangan dari hubungan manusiawi ( perilaku organisasi ) dan jalur manajemen ilmiah (aliran kuantitatif )
3.a. Perilaku Organisasi
Tokoh-tokoh yang memberikan pandangannya dalam perilaku organisasi seperti, Abraham Maslow, Daouglas McGregor, Frederick Herzberg dkk. menyimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat.
2. Manajemen harus sistematik.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset pelaku adalah :
1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
2. Manajer masa kini harus diberi pelatihan dan pemahaman konsep-konsep manajemen.
3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen dapat dikempangkan melalui pertisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Perkerjaan setiap karyawan harus disusun.
6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
3.b. Aliran Kuantitatif
Aliran kuantitatif digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Langkah-langkah pendekatan aliran kuantitatif adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model sistematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujuian model dan hasil didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.
4. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik , mereka memusatkan pada hubungan-hubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.
Teori manajemen modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan dasar analisa konsepsional, dan didasarkan pada data empirik, serta sifatnya sintesis dan integratif. Sistem terbuka pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang menghasilkan keluaran.
5. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi ( contingency approach ) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya. Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi memberikan berbagai pedoman bagi praktek menajemen yang efektif.
Setelah dibicarakan ketiga aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutntya di masa mendatang, yaitu :
1. Dominan : salah satu aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
2. Divergence : setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
3. Convergence : aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan diantara mereka cenderung kabur.
4. Sintesa : masing-masing aliran berintegrasi.
5. Proliferation : ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.
Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis : Concept and Cases, membedakan enam aliran teori manajemen, yaitu:
1. Aliran Akuntansi Manajerial.
2. Aliran Ekonomi Manajerial.
3. Aliran Thesis Organisasi.
4. Aliran Hubungan Manusiawi dan Perilaku Manusia.
5. Aliran Kuantitatif ( Matematika dan Statistika ).
6. Aliran Teknik Industri.
Tetapi bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak belum menjadi suatu aliran baru, hanya lebih merupakan pembicaraan khusus dari serangkaian masalah